Selasa, 29 Desember 2015

Review Girls In The Dark by Akiyoshi Rikako





Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Penyunting : Nona Aubree
Proofreader : Dini Novita Sari
Design cover : Kana Otsuki
Ilustrator  : @teguhra
Penerbit : Haru
Terbit : Mei 2014
Tebal : 279 halaman
ISBN : 978-602-7742-31-4


Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?

Gadis itu mati.

Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.

Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?

Tidak ada yang tahu.

Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....

Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?


-------Girls in the Dark-------


Shiraishi Itsumi, seorang siswi sekaligus putri dari Kepala Sekolah SMA Santa Maria. Itsumi adalah ketua Klub Sastra yang dikenal akan kesempurnannya sebagai seorang siswi yang cantik, pintar, kaya, dan baik.  Semua guru merasa bangga padanya. Sayangnya pada suatu pagi, ia telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kenatiannya diduga sebagai hasil dari tindah pembunuhan, dan sebuah bunga lily yang ia pegang seolah akan menjadi bukti kuat sebagai petunjuk siapa pelaku yang sebenanrnya. Dan semua dugaan itu, ditumpahkan pada para anggota Klub Sastra, sebagai calon tersangka pembunuh Itsumi.

Yami-Nabe. Ritual yang rutin dilaksanakan oleh Klub Sastra khusus untuk mengenang kematian sang ketua, kini dilaksanakan dengan sedikit perbedaan. Dipimpin oleh wakil ketua, Sumikawa Sayuri. Dalam acara Yami-Nabe kali ini para anggota klub yaitu; Sumikawa Sayuri, Nitani Mirei, Kominami Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo secara bergantian membacakan naskah yang mereka tulis tentang sosok seorang Itsumi dimata para anggota, sekaligus kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Itsumi.

Apakah benar Itsumi telah dibunuh? Benarkah pembunuhnya adalah salah satu dari anggota klub? Mungkinkah selama ini ada yang menyimpan dendam pada Itsumi?


****


Pegang rahasia lawan dan jangan biarkan dia punya jalan keluar.

Seperti inilah kehidupan, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi pada hidup kita. Bahkan apa yang ada dalam pikiran dan lubuk hati seseorang yang ada disekeliling kita.

"Menggenggam rahasia seseorang sama dengan menggenggam jiwanya. Tidak ada kepuasan yang melebihi kepuasan itu."

Di dunia ini memang sulit untuk mempercayai orang lain, tak jarang dari mereka memiliki dua kepribadian. Yakni sisi baik dan buruk, karena itu mereka sulit untuk dipercaya. 

Novel thriller yang diciptakan oleh Akiyoshi ini tidak kalah menegangkan dengan cerita di novel The Dead Returns. Suasana yang mencekam, gelap dan bernuansa mistis yang disajikan penulis dalam novel ini adalah gambaran secara keseluruhan dari judul novel ini. Girls in the Dark.

Memiliki alur cerita dan gaya penulisan yang adil (?) Karena dalam buku ini penulis membuat semua tokohnya mencicipi bagaimana rasanya menjadi seorang tokoh utama melalui naskah yang dibacakan dalam acara Yami-Nabe Klub Sastra. Dari naskah yang mereka bacakan itulah kita bisa mengetahui bagaimana selama ini perasaan mereka pada Itsumi dan bagaimana sikap dan kepribadian dari semua tokoh.

Mungkin diawal proses membaca kita akan dibuat bingung dengan cara penyampaian cerita melalui sudut pandang orang pertama secara bergantian dengan menggunakan alur maju-mundur yang akan dikejutkan dengan kehadiran Sayuri selaku narator yang selalu hadir disetiap akhir dan awal pembacaan naskah. Diharapkan ketika kalian membaca novel ini untuk lebih berkonsentrasi karena, setiap anggota memiliki tanda tersendiri dibagian cerita mereka.

Untuk penokohan, tidak ada perbedaan dari karakter para tokoh. Karena mereka bisa kita bayangkan seperti sebuah koin logam yang memiliki dua sisi, dimana satu sisi mereka terlihat baik namun disisi lain mereka menjelekkan anggota yang lain. Terjemahannya juga sangat mudah dimengerti, suka cara terjemahan bang Andry.

Cover juga sedikit memiliki kesamaan dengan cover dari The Dead Returns. Cover yang penuh misteri, mampu membuat para pembaca berminat untuk mengetahui kisah yang tersembunyi dibalik cover tersebut. Perbedaan hanya pada sosok yang ada dicover tersebut. Girls in the Dark, seorang siswi sebagai objek cover sedangkan pada The Dead Returns, seorang siswa.

Nilai tambah untuk novel ini adalah detail dari penulis saat menggambarkan salon sastra yang merupakan markas perkumpulan klub sastra yang muncul dalam bayangan kita dengan sangat indah.

Aku sangat menunggu Penerbit Haru menerbitkan lagi karya-karya dari Akiyoshi yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar