Jumat, 18 September 2015

Review To Kill a Mockingbird by Harper Lee


Penulis: Harper Lee
Penerjemah: Femmy Syahrani
Penerbit: Qanita
Terbit : Cetakan Khusus, Oktober 2010
Tebal: 536 halaman
ISBN: 9793269400

Kehidupan Scout dan Jem Finch berubah total saat ayah mereka menjadi pembela seorang pemuda kulit hitam. Saat Atticus Finch membela seseorang yang diangap sampah masyarakat, kecaman pun datang dari seluruh penjuru kota. Di tengah terpaan masalah yang menimpa keluarganya, si kecil Scout belajar bahwa kehidupan tidak melulu hitam dan putih. Bahwa prasangka seringkali membutakan manusia. Dan bahwa keadilan tidak selalu bisa ditegakkan. 

-------To Kill a Mockingbird-------

Atticus Finch, seorang ayah yang telah menduda dan memiliki dua orang anak, Jem Finch (Jem) dan Jean Louise Finch (Scout). Atticus adalah seorang ayah yang berprofesi sebagai pengacara yang bijak, dia tidak pernah membeda-bedakan kasus yang akan dibelanya. Mereka tinggal bersama  di kota kecil Maycomb County, Alabama. Bersama dengan Calpurnia-seorang Afro-Amerika-, pengasuh Jem dan Scout.

Atticus mendidik anaknya dengan sangat baik, bahkan terbilang unik. Ia mengajari anaknya untuk selalu banyak membaca dan bertanya, tak jaranng Jem dan Scouut berengkar karena sering terlibat diskusi atau perdebatan.

Namun, sejak Atticus-seorang yang berkulit putih-menyetujui untuk membela kasus seorang Afro-Amerika, Tom Robinson yang dituduh memperkosa seorang wanita kulit putih. Ia mendapat banyak masalah. Kehidupan keluarganya sedikit runyam. Apakah dia berhasil membela Tom Robbison? Apakah semua oranng kini bisa menerima kehadiran orang kulit hitam dan tidak selalu berpiki negatif pada mereka?

****

“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya… hingga kau meyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.”

Novel yang lahir pada tahun 1960-an ini membahas mengenai rasisme, dimana pada saat itu Amerika memang tengah dilanda krisis rasisme. Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Begitu banyak pelajaran yang akan kita dapati dari novel ini. Hal-hal positif yang harus kita contoh, dan beberapa hal yang akan membuka pemikiran kita agar kita tidak selalu berpikir akan suatu hal hanya dalam saja sudut pandang saja.

Dengan mengambil sudut pandang pertama dari seorang Scout, gadis berusia 6 tahun. Kita bisa memahami, mengerti sebenarnya apa yang ada dipikiran mereka yang selama ini terkadang teracuhkan oleh orang dewasa. Cara pemikiran Scout yang begitu dewasa. Mungkinkah ia akan menaruh dendam akan hasil keputusan yang ia dapati di pengadilan?

Jawabannya akan kita dapat di novel kedua dari Harper Lee 'Go Set a Watchman'.

Naskah To Kill a Mockingbird telah difilmkan, meskipun berlatar hitam putih tapi film ini memanglah sangat menarik. Menyimpan begitu banyak pelajaran. Mengajari kita untuk memandang suatu hal tidak hanya dari satu sudut pandang saja.




"You never really understand a person untill you considers things from his point of view.. until you climb into his skin and wal around in it" - Atticus Finch

P.S. To Kill a Mockingbird mengalami beberapa kali cetak ulang dan yang terakhir dicetak ulang September 2015 bersamaan dengan novel keduanya Harper Lee, yakni Go Set a Watchman. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar