Judul
: Lara
Penulis
: Sybill Affiat
Editor
: Weka Swasti
Proofreader
: Herlina P. Dewi
Penerbit
: Stiletto Book
Tahun
: April 2015
Tebal
: 234 halaman
ISBN
: 978-602-7572-38-6
“L-a-r-a?
Tolong aku?!”
Tampilan
layar computer memunculkan sosokperempuan yang berwajah pucat. Rambut panjang
kusut masai menutupi sebagian wajahnya yang semakin mendekat, hingga hanya
tampak sepasang mata yang terus menatap dengan sorot dingin dan hampa. Lara
menjerit sekencang-kencangnya dan menutup komputernya dengan sekali hempasan.
Namaku
Larashinta. Panggil aku Lara.
Aku
benar-benar tak mampu lagi menyangkal perasaan aneh yang semakin berat
menggelayuti hati dan pikiran. Aku merasa seperti mengambang dan tidak berada
di dalam kehidupanku. Aku bahkan tidak bisa mengingat jadwal kuliah dan
tugas-tugasku. Aku benar-benar terasing, seolah hidup sendirian di dunia ini.
Aku tidak bisa bertemu dengan sahabat dan teman-temanku, aku juga tidak bisa
mengobrol santai dengan Mbak Saras, kakakku.
Situasi
ini membuatku frustasi. Rasanya bagaikan berjalan di atas bumi kehilangan
gravitasi. Seala usaha yang aku lakukan untuk menjejakkan kaki di atas daratan
sia-sia. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?
-------Lara-------
Pernahkah kau terbangun
dari tidurmu dan mendapati semua hal dalam kehidupanmu tiba-tiba berubah?
Bagaimana bisa? Apa kau terbagun dari mimpi dalam mimpimu? Tidak, itu tidaklah
benar.
Semua itu nyata dan
terjadi pada seorang perempuan yang biasa di panggil, Lara.
Hari itu, saat dimana
Lara merasa kehidupannya kini tidaklah sama seperti hidupnya beberapa waktu
yang lalu. Terbangun dari mimpi buruknya, di sofa ruang tengahnya tepat di
depan televisi. Lara merasakan ada hal yang aneh telah terjadi. Entah kenapa ia
merasa tidak bisa berkomunikasi dengan baik lagi pada orang terdekatnya. Meskipun sebenarnya
Lara sudah mengalami hal itu sejak kehilangan Ayahnya, tapi ini jauh
lebih buruk. Ia bahkan seperti telah kehilangan ingatannya. Semua terasa
kosong.
Bahkan mbak Saras-kakaknya Lara- pun yang merupakan satu-satunya orang yang mengerti akan Lara
tiba-tiba diam seribu bahasa. Mulutnya tak pernah melontarkan sepetah kata
apapun, bahkan ia juga tidak pernah menatap Lara.
Perlahan semua misteri
itu terungkap dengan seiringnya memori-memorinya Lara yang tiba-tiba saja
muncul ke permukaan. Membuat Lara kembali terhanyut akan kebahagian yang dulu
pernah ia rasakan, terlebih saat ia masih memiliki ayahnya. Memori
kebersamaannya bersama sang Ayah yang telah meninggal dunia. Kenangan saat ia
bersama sahabatnya, dan kekasihnya.
Kenyataan itu mulai
terungkap, bermula dari malam hari dimana Lara melihat Rayan –kekasihnya-
berdiri di depan pintu rumahnya dengan kondisi yang penuh darah.
Lalu, apa yang
sebenarnya terjadi?
****
“Manusia selalu memiliki keinginan dan
pengharapan. Sesuai kodratnya sebagai mahluk hidup yang tercipta dengan
memiliki logika pemikiran dan bermacam emosi yang rumit”
Yup, itulah manusia. Selalu
menginginkan yang terbaik untuk kehidupannya. Tapi lagi-lagi itu hanya
keinginan semata setiap manusia, semua yang terjadi dalam bumi adalah takdir
tuhan yang telah DIA rencanakan dan kita tidak bisa menolaknya. Hanya mampu berharap
bisa menjalaninya dengan baik dan bisa segera keluar dari segela masalah
kehidupan yang di alami.
Seperti kisah kehidupan
ang di alami oleh gadis satu ini, Lara. Kisah kehidupannya yang penuh misteri,
diangkat dengan tema A Dark Story of a Woman.
Tema yang sungguh tepat
untuk mewakili isi cerita novel ini yang dipenuhi akan sisi kegelapan dari
kisah kehidupan seorang perempuan yang bernama Lara. Kehidupan yang gelap,
sepi, dan mencekam.
Dari bab per bab,
kalian akan mendapati jawabannya secara detail. Tidak hanya untuk seorang Lara,
tapi untuk semua tokoh yang ada. Sang Ibu, Mbak Saras, Mbok Yam sampai ke Rayan
kekasihnya. Perlahan menuju ending semua misteri terkuak.
Awal kisah yang membuat
kita harus fokus pada setiap kata yang tertuang, karena mungkin kita akan
terkecoh untuk cerita di bab berikutnya. Suasana yang mencekam dibangun oleh
penulis berhasil membuat saya merasakan #merinding.
Alur => secara
perlahan ceritanya bergulir memberikan kejelasan di akhir cerita tentang apa yang
sebenarnya terjadi pada Lara. Menggunakan keterangan dari sudut orang pertama
yakti Lara sendiri, membuat kita semakin menikmati cerita bahkan bisa merasakan
apa yang di alami dalam hidupnya. Selain itu, cara penulisannya juga dibuat menarik.
Cover => covernya yang cukup
mendukung akan suasana tema “a Drak Story of a Woman” yang di angkat oleh
penulis. Bisa menarik minta para calon pembaca tidak hanya sekedar untuk
membalik novel dan membaca sinopsisnya saja, tapi membawanya ke kasir untuk di
bayar dan di nikmati setiba dirumah ^^
Sukses buat @SybillAffiat untuk novel keduanya
bersama Penerbit Stiletto.
“Dalam kehidupan itu setiap orang mempunyai kisah
hidup yang berbeda-beda, memiliki unsur kebahagiaan dan kesedihan. Di mana
setiap unsur kehisupan itu pasti ada makna yang terkandung dan bisa menjadi
pelajaran untuk kita di kedepannya.” kutipan Sybill mengenai novel Lara, mengambil sisi kesedihan dan berharap bisa menginspirasi dan memberikan pembelajaran.
#Lara
BalasHapusBook-Review
makasih kak Sybill sudah meluangkan waktu mampir ke blog dan membaca reviewku ^^ semoga memuaskan. Review Apartemen 66 nya menyusul ya. Ditunggu karya selanjutnya. Semangat kak!!
BalasHapus