Seruak
Penulis : Vinca Callista
Penerbit : Grasindo Publisher
Genre: thriller-suspense
Tahun Terbit: 2014
Tebal : 440
halaman
Penerbit :
Grasindo Publisher
ISBN : 9786022514282
Blurb :
Mau tidak mau, Bonie
harus berurusan dengan teman-teman barunya di Desa Angsawengi. Macam-macam
pribadi, dari anak yang sangat menyenangkan sampai yang selalu menyebalkan,
berinteraksi di rumah yang sama, karena kelompok mahasiswa ini sedang menjalani
program Kuliah Kerja Nyata. Di kelompok anak muda ini hadir Arbil
Radeagati—seorang aktor muda yang bermaksud melarikan diri dari tekanan
keluarganya, penyakit yang menggerogoti jiwanya. Dan ada pula Mada Giorafsan,
sahabat masa kecilnya yang mengetahui betapa Bonie tumbuh dari masa lalu yang
gelap dan menjijikkan.
Pada awalnya, hubungan di antara kesebelas pribadi ini hanya seputar program kerja di desa serta perkembangan chemistry yang bercabang jadi persahabatan dan permusuhan. Namun, nyatanya Desa Angsawengi terlalu terkonsep. Ada orang-orang yang sengaja menakut-nakuti mereka, sistem kehidupan di sana lama-lama jadi mencekam jiwa Bonie dan kawan-kawan. Tidak ada remaja yang tinggal di sana, malah ada kawanan anjing besar yang sering kali muncul bersama anak kecil berkepala botak, ada pula pria misterius yang selalu mengganggu dengan mesin pemotong rumputnya. Anak-anak ini terus diteror oleh penguakan rahasia yang menggiring mereka ke misteri yang nyatanya melibatkan pribadi Bonie.
####
Mengisahkan tentang petualangan
KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa dari Universitas Palagan di Desa Angsawengi.
Mengalami kendala dalam perjalanan
menuju lokasi memang terkadang jadi hal lumrah yang akan dinikmati oleh
mahasiswa KKN, perjalanan yang jauh, lokasi yang sulit dijangkau, bahkan tidak
banyak dikenal oleh masyarakat disekitar. Tapi, jika hanya itu saja
permasalahannya, jika kita bersabar dan berpikiran jernih kemungkinan besar
akan terselesaikan dengan cukup baik.
Namun, bagaimana jika tidak hanya
sampai disitu nasib buruk yang akan mereka dapati. Karena, sebelum tugas itu
terselaikan. Satu per satu mahasiswa-mahasiswa itu meninggal. Apa yang sebenarnya
terjadi di desa itu? Siapa yang telah melakukan pembunuhan itu?
####
"...tapi karena kamu tidak mau melihat saya, matamu tidak mau menangkap sosok saya. Kamu tahu, kalaupun sudah kenal, tapi kamu tidak akan mau melihat saya, matamu tidak akan mencari-cari saya. dan akhirnya; apa yang orang-orang sebut dengan istilah ke mana saja? Enggak pernah kelihatan," - hal. 9
Seruak, dengan tebal halaman
sebanyak 440 lembar, benar-benar menguras tenagaku. Kuakui, aku suka novel ini.
Meski diawal aku cukup kerepotan dengan narasi yang membuatku bingung, lompat
sana-sini dan tiba-tiba saja penulis langsung membawaku paksa untuk mengenal
semua tokoh ceritanya yang cukup banyak dengan nama yang sulit diingat dan
uniknya kepribadian mereka.
Psychothriller? Hal yang
membuatku tertarik untuk membaca novel ini. Yang pada awalnya aku nyaman dengan
perilaku dan interaksi setiap tokoh, tapi mendekati pertengahan kita
diperkenalkan lebih mendalam akan jati diri beberapa tokoh yang sedikit
menyimpang dari yang kita kenali sebelumnya. Banyak hal-hal mengejutkan yang
sulit untuk diterima akal, jika saja aku tidak dalam keadaan lelah dan mengantuk
mungkin aku bisa lebih berkonsentrasi untuk mengingat dan menikmati keseruan
ceritanya.
Ketegangan cerita baru bisa
kurasakan di akhir. Ketika satu per satu tokoh mulai mati dan kebenaran secara
perlahan mulai terungkap. Kau, jangan mudah terkelabui dengan sudut pandang
yang dipakai oleh penulis. Kata saya, hanya mewakili sisi lain tokoh utama
sesungguhnya yang mengidap MPD (multiple personality disorder) atau yang biasa dikenal sebagai kepribadian
ganda. Mada, Arbil, Nina, Jiana, Faye, Chamae, India, Yanto, Fabyan dan
Lula. Siapakah diantara mereka? Apa kau bisa menebaknya?
Sedikitnya ada beberapa
pengetahuan tentang psikologi yang aku ketahui melalui novel ini.
Berkonsentrasilah jika kau tidak ingin tertipu. Begitu mahirnya penulis
membuatku terkecoh akan hubungan masa lalu tokoh yang awalnya kupikir itu
kebetulan yang cukup menarik namun nyatanya itu adalah jurus jitu dari penulis
agar kau bisa menikmati keseruannya kisah mahasiswa yang sedang menjalankan
tugas KKN mereka di sebuah desa yang cukup jauh dan sulit untuk dijangkau,
dengan kabarnya yang beredar...kau tidak akan bisa keluar dari desa itu dengan
selamat kecuali jika kau MATI.
Secara keseluruhan, terlepas dari
ketebalannya, aku tetap suka novel ini. Suka sama Fabyan. Tapi aku tidak suka
kalau Fabyan dipanggil Yan, kok setiap ada yang manggilnya Yan aku malah
kepikiran sama Yanto. Cowok yang ngeselin habis. Aku merasa Aby panggilan yang
cukup manis untuk si boy. ^.^